Archive | December, 2015

2015 Tahun Petualangan

31 Dec

tanpa malu-malu saya mesti menuliskan 2015 pada blog saya ini, mengapa demikian? berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dari sejak saya lahir hingga dipenghujung 2015 ini, 2015 sepertinya mempunyai banyak sekali cerita yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, sehingga saya patut berterima kasih atas karunia yang diberikan Tuhan pada saya di 2015.

paragraf pertama saya mungkin terlalu berlebihan menyikapi momentum dalam hidup saya yang terjadi pada 2015, namun jika sejenak mundur kebelakang, momentum langka banyak sekali terjadi untuk pertama kalinya dalam hidup terjadi di 2015. saya menyebut 2015 untuk hidup saya sebagai tahun petualangan dan jelajah. dan semua peristiwa seakan terjadi tanpa direncakan, semua berjalan atas skenario Tuhan.

Momentum pertama adalah mundur di bulan pertama tahun 2015 adalah dimana saya diterima bekerja sebagai seorang karyawan swasta salah satu perusahaan retail yang bergerak dibidang kesehatan. yang membuat 2015 menjadi spesial adalah saya bekerja nya di Ibukota Jakarta yang lengkap dengan cerita kehidupan didalamnya. jauh dari asal saya di Samarinda, dengan tekad bulat selesai pendidikan di Bandung, saya memutuskan untuk menjajal hidup di Jakarta. dan di Jakarta inilah pada akhirnya yang membuat tahun 2015 menjadi tahun spesial hingga saya sebut sebagai tahun petualangan.

menjalani hidup di Jakarta dengan predikat sebagain pendatang, hidup di ruangan petak sempit sendiri tak punya kenalan siapa-siapa menjadikan saya mesti survive menjalani hidup. beruntunglah saya merasa bisa cepat beradaptasi diawal waktu berada disana. mulai dari menyesuaikan kerja bersama penduduk jakarta dalam artian pergi-pulang dalam kondisi berjejalan bersama di transportasi umum saya jalani, atau cerita pahit tentang kriminalitas jakarta lewat peristiwa pembegalan pun saya rasakan di awal bulan maret 2015.

yang membuat saya amat senang bisa mendapatkan kesempatan bekerja di jakarta adalah pengalamannya. banyak sisi dari pengalaman yang saya rasakan di tahun 2015 ini selama berada di jakarta. di bulan maret akhirnya saya bisa menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri yang namanya “Java Jazz Festival”, sebuah event tahunan yang menjadi surga bagi para penikmat pertunjukan musik dan pada akhirnya ini seperti menjadi pencapaian terbaik saya dalam menyalurkan hobi nonton konser saya.

di salah satu sudut venue Java Jazz

bersama eross & adam sheila on 7 di Java Jazz

 
di tahun 2015 pulalah saya punya cerita menyenangkan bersama motor kesayangan saya yang saya sebut #RajaJalanan. barengan motor Kharisma yang masih berplat & nopol Kalimantan yang sengaja saya boyong ikut ke Bandung untuk menemani saya kuliah, lalu saya ajak pula untuk menjelajahi padatnya arus lalu lintas ibukota jakarta yang sangat terkenal itu. menjadi petualang dengan motor di arus lalu lintas padat jakarta dengan kondisi sangat amat buta dengan peta jalanan lagi-lagi membuat saya mesti survive agar bisa menuju tempat-tempat yang ingin saya singgahi bersama motor kesayangan saya ini.

 

nangkring diseberang istana kepresidenan

  

disalah satu sudut jalan menuju bandara soetta


hidup seorang diri di jakarta memaksa saya untuk mencari hiburan dikala waktu senggang. mencoba datang ketempat-tempat “bagus” di jakarta hanya sekedar sebagai pelepas kepenatan. momentum seperti inilah yang membuat saya amat menikmati hidup di jakarta, sesekali dengan mencoba hal-hal baru seperti naik transpotasi umum jakarta, ke tempat wisatanya, hingga bersafari ria ke pusat-pusat perbelanjaannya dan sudah pasti ditemani dengan setia bersama motor saya.

 

narsis di Universitas Indonesia

  

main ke dunia fantasi

  

jelajah kota tua

  

menikmati hingar bingar mall jakarta (salah satu sudut mall kelapa gading)

  

menikmati malam di bundaran HI

 
hingga pada akhirnya hidup sebatang kara di jakarta saya berakhir dipertengahan bulan juni 2015. saya hanya sempat berada disana dan menikmatinya dalam waktu 6 bulan saja. dirasa cukup? jelas belum. ingin lagi disana? jika Tuhan memberikan jalan, jelas ingin kembali lagi. namun takdir membawa saya kembali pulang ke kampung halaman saya karena perusahaaan memberikan kesempatan mutasi kerja agar bisa kembali pulang ke samarinda. senang bercampur sedih, senang karena bisa kembali dekat dengan keluarga, sedih karena belum bisa banyak menikmati destinasi di jakarta selama 6 bulan berada disana.

setelah kembali pulang dan bekerja di samarinda tak banyak aktivitas yang saya lakukan. waktu senggang saya pergunakan untuk berkumpul bersama keluarga yang saya tinggal merantau selama 2 tahun, selain juga bekerja seperti karyawan pada umumnya. tak ada kisah petualangan bersama #RajaJalanan yang kembali saya boyong pulang kandang. sempat merasa tak begitu menikmati kota kelahiran sendiri karena 2 tahun hidup di Bandung serta Jakarta yang notabene kota besar dan merasa ingin saja kembali lagi hidup di bandung atau jakarta. setidaknya dari kedua kota itu banyak memberikan hal-hal baru yang tak saya dapatakan di samarinda.

tak lama bertahan di samarinda, akhirnya perusahaan kembali memberi kesempatan saya mutasi kerja. bukan ke bandung atau kembali ke jakarta, melainkan ke balikpapan yang menjadi destinasi saya selanjutnya hingga saat ini saya menulis tulisan ini dipenghujung tahun 2015. sama seperti hal nya di samarinda, balikpapan tak banyak memberikan cerita baru bagi saya, karena balikpapan adalah kota dimana saya selalu mudik karena keluarga ibu saya berasal dari kota balikpapan sehingga tak menjadi asing bagi saya. karena hanya ditempuh 3 jam perjalanan darat ke samarinda, hanya ini yang mejadi cerita petualangan saya disaat off kerja untuk kembali pulang dan berkumpul bersama keluarga.

2015 menjadi sangat istimewa di semester pertamanya karena bisa merasakan menjajal jakarta. semoga kedepannya akan dilimpahkan rejeki agar mungkin setidaknya Tuhan kembali memberi kesempatan kedua untuk saya menikmati hidup di tempat yang baru lagi, aamiiin…

terima kasih Tuhan, terima kasih 2015 dan terima kasih pengalamannya selama setahun ini, sambut 2016 dengan harapan besar, optimis yang tinggi serta tetap semangat menjalaninya dengan kondisi apapun

 

Kontribusi Untuk Daerah

9 Dec

bukan esensi serentaknya yang menjadi tolak ukur, namun hasil dari pemilihannya yang menjadi penentuan daerah di lima tahun kedepan. jika salah memilih bisa jadi, tak sampai lima tahun sudah berganti kepemimpinan seperti yang terjadi dengan para pejabat daerah kemarin.
bukan pengalaman pula yang menjadi tolak ukur, namun program kongkrit, efektif, berkesinbungan dan bermanfaat bagi rakyat serta pengembangan daerah nya lah yang mesti diuji dan diimplementasikan. warga tak ingin terlena oleh janji atau lambannya dalam bergerak untuk memperbaiki daerah. 

warga membutuhkan pemimpin yang mampu “merubah” tanpa ingin “berkedok” memperpanjang masa jabat dengan ingin melanjutkan pekerjaan yang kemarin-kemarin beralasan tak cukup waktu. lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menyulap daerah. bahkan kurang dari tiga tahun pun sudah ada pemimpin yang bisa membuktikan prestasinya dalam membangun daerah dan warga ingin pemimpin seperti itu.

fenomena pemimpin yang kembali ingin berkuasa (incumbent) pun banyak disejumlah daerah. dahulunya tak banyak perbuatan dan minus prestasi, namun ingin kembali membuktikan kapasitasnya lagi. pemimpin yang seperti ini jika telah diberikan kesempatan saja sudah tidak bisa membuktikan, untuk apa kemudian warga memilihnya lagi? berikan kesempatan yang lainnya untuk berbuat jika memang benar-benar berniat ingin merubah.

fenomena lain yang menggelikan adalah para pemimpin-pemimpin sepuh yang masih saja haus akan kekuasaan. Bapak dan Ibu yang sudah sering berkuasa, mungkin kalian banyak jam terbang dalam hal menjadi penguasa, tetapi sadarilah akan kapasitas anda, masih mampu kah? berprestasi kah kalian dahulu? kalau hanya ingin mengejar kekuasaan terlebih bekerja sebagai petugas parpol, sebaiknya warga jangan memilihnya. berikan lah kesempatan yang muda-muda, yang punya visi-misi brilian dari yang sudah-sudah untuk membangun daerah.

catatan penting bagi para pemilih mungkin bisa lebih mempelajari lagi calon-calon yang bertarung. kuasai track record nya dan jangan asal terlena oleh “iming-iming” upeti yang menggiurkan. karena suara warga adalah cerminan daerah kita dalam lima tahun kedepan. jika suara para warga hanya seharga kaos bersablon wajah mereka, sedih rasanya mengetahui mereka yang seperti ini, seakan pemilih tak mengetahui prestasi, pengalaman, sampai visi misi para calon, namun hanya manut-manut memilih hanya karena sehelai kaos.

hal yang paling menyebalkan dan menggemaskan adalah mereka para swing voter. mereka yang gamang, mereka yang acuh, mereka yang ikut-ikutan, atau malah mereka yang suaranya juga seharga sehelai kaos dan terlebih mereka yang masih pemula dan pemuda tentunya. mereka yang tak peka pada daerahnya sendiri, acuh pada perpolitikan daerah, namun selaku nyinyir jika ada banyak hal-hal yang tidak beres terjadi disekitar kalian. bijaklah dalam memilih, pekalah pada politik, kepolah pada pasangan calon, karena suara kalian pun menentukan nasib disekitar kalian.

selamat berpartipasi dan berkontribusi untuk daerah. jangan hanya sekedar dipilih, namun warga juga mesti mengawal kinerjanya. dukung kebijakan dan programnya bersama demi mewujudkan daerah yang maju, berkembang sesuai keinginan bersama dalam lima tahun kedepan

#demikian